The Relationship Between Phlebotomists' Knowledge, Attitudes, and Behaviors Regarding Venous Blood Specimen Collection and Handling with Laboratory Specimen Quality at RSUD X
DOI:
https://doi.org/10.35730/jk.v15i3.1193Abstrak
Kesalahan pra-analitik berkontribusi terhadap sekitar 70% dari semua kesalahan pengujian laboratorium, termasuk kesalahan dalam pengumpulan dan penanganan spesimen darah. Prosedur pengambilan dan penanganan spesimen darah yang tidak tepat dapat menyebabkan hasil tes yang tidak akurat, yang mengakibatkan kesalahan interpretasi hasil tes laboratorium. Pencocokan silang, prosedur untuk mencocokkan darah pasien dan donor sebelum transfusi, merupakan langkah penting dalam proses ini. Namun, kebutuhan mendesak untuk transfusi darah pada pasien talasemia sering kali mengharuskan pencocokan silang yang dipercepat, bahkan terkadang menghilangkan fase inkubasi. Proses yang dipercepat ini dapat mengganggu keakuratan hasil pencocokan silang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku petugas flebotomis tentang pengambilan dan penanganan spesimen darah dengan kualitas spesimen darah vena di laboratorium RSUD X. Untuk mengetahui pengaruh inkubasi terhadap hasil pemeriksaan crossmatch gel test pada pasien talasemia di RSUD Jampangkulon.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan instrumen kuesioner. Sampel penelitian terdiri dari 126 perawat dan 14 teknisi laboratorium medik di RSUD X. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah disproportionate stratified random sampling. Analisis data menggunakan uji Chi-square. Desain kuasi-eksperimental dengan desain satu kelompok pre-test dan post-test diadopsi untuk penelitian ini. Uji silang uji gel digunakan untuk menganalisis sampel, dan uji peringkat bertanda Wilcoxon dilakukan untuk menilai perbedaan yang signifikan secara statistik.
Terdapat hubungan antara pengetahuan petugas flebotomi tentang pengumpulan dan penanganan spesimen darah dengan kualitas spesimen laboratorium (p-value 0,001). Tidak ada hubungan antara sikap petugas flebotomis terhadap pengambilan dan penanganan spesimen darah dengan kualitas spesimen laboratorium (p-value 0,682). Tidak ada hubungan antara perilaku petugas flebotomis dalam pengumpulan dan penanganan spesimen darah dengan kualitas spesimen laboratorium (p-value 0,494). Uji kecocokan silang yang diinkubasi dan tidak diinkubasi memberikan hasil yang sama untuk kecocokan mayor, minor, dan autokontrol pada 11 sampel pasien talasemia. Namun, 14 sampel menunjukkan ketidakcocokan pada kategori minor dan autokontrol. Hasil uji peringkat bertanda Wilcoxon menunjukkan nilai p-value sebesar 0,000 (p<0,05) untuk kelompok yang diinkubasi dan signifikansi asimtotik (2-tailed) sebesar 1,000 (>0,05). Demikian pula, kelompok yang tidak diinkubasi menunjukkan nilai p-value sebesar 0,000 (p<0,05) dan signifikansi asimtotik (2-tailed) sebesar 1,000 (>0,05).
Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan petugas flebotomis tentang pengambilan dan penanganan spesimen darah dengan kualitas spesimen laboratorium di RSUD X. Tidak terdapat hubungan antara sikap dan perilaku petugas flebotomis tentang pengambilan dan penanganan spesimen darah dengan kualitas spesimen laboratorium di RSUD X. Tidak terdapat perbedaan hasil yang signifikan antara sampel pasien talasemia yang diinkubasi dengan sampel pasien talasemia yang tidak diinkubasi.
##submission.downloads##
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Suci Rizki Nurul Aeni

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.