DETERMINAN BUDAYA KESELAMATAN PADA PEKERJA HULU MINYAK DAN GAS
DOI:
https://doi.org/10.35730/jk.v13i0.888Abstract
Perilaku budaya keselamatan telah menjadi faktor vital untuk mengurangi dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Meningkatnya angka kecelakaan kerja disebabkan oleh rendahnya perilaku keselamatan di tempat kerja. Penyebab utama terjadinya kasus kecelakaan kerja pada umumnya dipengaruhi oleh faktor personal dan situasional. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis determinan perilaku budaya keselamatan pada Pekerja PT X Hulu Minyak dan Gas Provinsi Sumatera Selatan. Metode penelitian menggunakan observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian dengan metode proporsi sampling yang berjumlah 198 pekerja. Analisa data menggunakan uji Chi Square. Hasil analisis bivariat menunjukkan lokasi pekerjaan (p value 0,040), komitmen top Manajemen (p value 0,049), komunikasi K3 (p value 0,000), lingkungan kerja (p value 0,049), dan kompetensi (p value 0,026) terbukti signifikan mempengaruhi perilaku budaya keselamatan. Sedangkan variabel penelitian jenis kelamin (p value 0,157), status pegawai (p value 0,703), umur (p value 0,355), kebijakan (p value 0,747), peraturan dan prosedur K3 (p value 0,287), keterlibatan pekerja dalam K3 (p value 1,000) dan pendidikan (p value 0,904) tidak terbukti signifikan mempengaruhi perilaku budaya keselamatan pada pekerja PT X Hulu Minyak dan Gas Provinsi Sumatera Selatan. Sedangkan analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel komunikasi K3 merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap perilaku budaya keselamatan pada pekerja PT X Hulu Minyak dan Gas Provinsi Sumatera Selatan. Oleh karena itu diharapkan perusahaan lebih komitmen top manajemen, komunikasi K3 terutama pada pekerja di lapangan, serta meningkatkan kompetensi pekerja dengan berbagai pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja baik yang dilaksanakan oleh perusahaan maupaun pihak luar.
References
Ahadzi, D. F., Afitiri, A.R. & Ahadzi, E. (2021). Organizational safety culture perceptions of healthcare workers in Ghana: A cross-sectional interview study. International Journal of Nursing Studies Advances, 3, 100020.
Ahyar, Hardani, et al., (2020). Buku Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. CV. Pustaka Ilmu. Yogyakarta.
Andi, A., Alifen, R. S. & Chandra. (2005). Model persamaan struktural pengaruh budaya keselamatan kerja pada perilaku pekerja di proyek konstruksi. Jurnal Teknik Sipil ITB, 12, 127-136.
Apriani, D., (2017). Hubungan Budaya K3 dengan Keselamatan Kerja Pada Pekerja Pabrik Kelapa Sawit di PT. Ukindo (AEP Group) Blankahan Kab. Langkat. Medan.
Ardana, I Komang, dkk. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Arianingrum, T. A. K., Suwondo, A. and Setyaningsih, Y. (2022). Analisis Penerapan Budaya Keselamatan Kerja dalam Pencegahan Kejadian Tertusuk Jarum. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 11(02), pp. 177–185. doi: 10.33221/jikm.v11i02.1432.
Badan Pusat Statistik. (2018). Jumlah Kecelakaan, Koban Mati, Luka Berat, Luka Ringan, dan Kerugian Materi yang Diderita Tahun 2018. Jakarta. https://bps.go.id/
Ayuningtyas, D. (2014). Kebijakan Kesehatan Prinsip dan Praktik.
Billy, N. 2018. Dasar Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Occupatinal Health and safety, Hiperkes.
Bird E. F. Jr dan Germain L.G. (1986). Practical Loss Control Leadership. Institute Publishing, Devision of International Loss Control Institute, Georgia, USA.
Cantika, Y.S.B. and Budi, S. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan pertama. Penerbit: UMM Press, Malang.
Cheyne, A., Sue, C., Oliver, A., and Tomas, J.M. (1998). “Modeling Safety Climate in the Prediction of Levels of Safety Activity”, Work & Stress, 12, 3, 255-271.
Colla, J.B., Bracken, A.C., Kinney, L.M. and Weeks, W.B., 2005. Measuring patient safety climate: a review of surveys. BMJ Quality & Safety, 14(5), pp.364-366.
Cooper, M.D. (2000). “Toward a Model of Safety Culture”, Safety Science, 36, 111-136.
Cooper, C.L., Dewe, P.J., Dewe, P.J., O'Driscoll, M.P. and O'Driscoll, M.P. (2001). Organizational stress: A review and critique of theory, research, and applications.
Dahlawy, A.D. (2008). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Area Pengolahan PT. Antam Tbk, Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor Kabupaten Bogor.
Davies, F, Spencer, R, and Dooley, K. (2001) “Summary Guide to Safety Climate Tool”, HSE.
Foster, P. & Hoult, S. (2013). The Safety Journey: Using a Safety Maturity Model for Safety Planning and Assurance in the UK Coal Mining Industry. Minerals, 3(1), pp.59-72.
Handayani, D. I. & Purwanto, A. (2014). Penilaian Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Jurnal Ilmiah Dinamika Rekayakas, 10, 68-75.
Hariyanto, H., Rohmah, E. & Wahyuni, D. R. (2018). Korelasi Kebersihan Botol Susu Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Bayi Usia 1-12 Bulan. Jurnal Delima Harapan, 5, 1-7.
Harper, R.S., Koehn, E. (1998). Managing Industrial Construction Safety in Southeast Texas. Journal of Construction Engineering and Manajement, 124, 6, 452-457.
Hartanto, D., Siahaan, R. & Suprapto, S. (2018). Pengaruh Pengetahuan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Perilaku Pekerja Konstruksi Pada Proyek Jalan Tol Bogor Ringroad Seksi IIB. Prosiding Semnastek, 3.
Hartanto, E., Ablisar, M., Mulyadi, M. and Marlina, M. (2015). Kebijakan kriminal terhadap pencegahan pencurian kenderaan bermotor (studi di kepolisian sektor sunggal). USU Law Journal, 3(1), pp.101-112.
Health and Safety Executive. (2022). Safety Culture. https://www.hse.gov.uk/humanfactors/topics/common4.pdf.
Heni, Yusri. (2011). Panduan untuk Selalu Bekerja dengan Selamat Improving Our Safety Culture Cara Cerdas Membangun Budaya Keselamatan yang Kokoh. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Heni, Y. (2013). Improving Our Safety Culture. Gramedia Pustaka Utama.
Hidayati DN. (2010). Hubungan Faktor-Faktor Budaya Keselamatan Kerja Terhadap Praktik Pencegahan Kecelakaan Kerja Bagian Produksi PT X Semarang. Director.
Hinze, J., Gambatese, J. (2003). Factors ThatInfluence Safety Performance of Specialty Contractors. Journal of Construction Engineering and Manajement, 129, 2.
Huber, S., Van Wijgerden, I., De Witt, A. & Dekker, S. W. (2009). Learning from organizational incidents: Resilience engineering for high?risk process environments. Americal Institute Of Chemical Engineers, 28, 90-95.
Husni, H. (2005). Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. edisi revisi, Jakarta.
International Labour Organization. (2018). Menuju budaya pencegahan keselamatan dan kesehatan kerja yang lebih kuat di Indonesia. [online], Indonesia, dari https://www.ilo.org/jakarta/info/public/pr/WCMS_616368/lang--en/index.htm
Ji, H. J. (2014). A Study on Safety Culture Construction for Coal Mine. In Applied Mechanics and Materials (Vols. 644–650, pp. 5949–5952). Trans Tech Publications, Ltd. https://doi.org/10.4028/www.scientif ic.net/amm.644-650.5949
Kamal, K. (2019). Penerapan Sistem Kesehatan di Industri Hulu Migas. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Katarini, N. R. (2011). Burnout Pada Karyawan Ditinjau Dari Persepsi Budaya Organisasi dan Motivasi Intrinsik di PT. Krakatau Steel.
Kementrian ESDM. (2020). Laporan Kinerja 2020. Sub Koordinator Evaluasi dan Laporan. Jakarta.
Kesehatan Kerja Terhadap Kejadian Kecelakaan Kerja Pada PT Nestle Kejayan Factor Pasuruan. (2007). Available from: http://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian/35759
Kines,P.,Lappalainen, J.,Mikkelsen. (2011). Nordic Safety Climate Questionnare: A new tool for diagnosing occupational safety climate. International Journal of Industrial Ergonommics, 41, 634-646
Kotter, Jhon P. and Heskett, James L. (1992). Dampak Budaya Perusahaan Terhadap Kinerja. Edisi Bahasa Indonesia, Corporate Culture and performance. Jakarta: PT Prenhallindo.
Kusherdyana, R. (2020). Pengertian Budaya, Lintas Budaya, dan Teori yang Melandasi Lintas Budaya. Pemahaman Lintas Budaya SPAR4103/MODUL, 1.
Liu, C., Liu, J., & Wang, J. X. (2015). Fuzzy Comprehensive Evaluation of Safety Culture in Coal Mining Enterprises. Applied Mechanics and Materials, 724, 373–377.doi:10.4028/www.scientific.net
Liu, D., Xiao, X., Li, H., Wang, W., (2015). Historical evolution and benefit – cost explanation of periodical fluctuation in coal mine safety supervision. An evolutionary game analysis framework. Eur. J. Oper. Res. 243 (3), 974–984. https://doi.org/10.1016/j.ejor.2014.1 2.046.
Luthans, F. (1998). Organizational Behavior. McGraw-Hill Books Company, Singapore.
angkunegara. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PT. Remaja Rosda. Karya. Bandung.
Maryani, A. (2012). Pemodelan kecelakaan kerja konstruksi yang komprehensif untuk mengendalikan biaya K3. [Tesis], Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Meliana, H., Anggraeni, R., & Maidin, M. A. (2013). Determinan Kepatuhan Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Stella Maris Makassar. UNHAS, 1–11. Retrieved from repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/12 3456789/10651/MELIANA HANDAYANI K11110329.pdf?sequence=1
Mohamed, S. (2002). “Safety Climate in Construction Site Environments”, Journal of Construction Engineering and Manajement, 8, 5.
Mondy, R.Wayne and Noe, Robert M. (1996). Human Resource Manajement. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Upper Saddle River.
Nawawi, Hadari. (2005). Manajemen Sumberdaya Manusia Untuk Bisnis Yang Kompetitif. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Ndraha, T. (2003). Budaya organisasi. Rineka Cipta, Jakarta.
Newaz, M. T., et al. (2019). The psychological contract: A missing link between safety climate and safety behaviour on construction sites. Elsevier, 112, 9-17.
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan (1st ed.). jakarta: Rineka Cipta.
Patradhiani, R. (2013). Model Pengembangan Manajemen Risiko Kecelakaan Kerja Dengan Fokus Pada Perilaku Pekerja Di Industri Kimia. [Tesis], Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, 15-17.
Pertamina EP. (2018). Pedoman Membangun Budaya HSE No. A-012/A3/EP0300/2018-S0. Health Safety Security Environment. Jakarta.
Petersen, D. (2000). Safety Manajement 2000: Our strengths & weaknesses. Profesional Safety, 45, 16.
Piers, M., Montijn, C. & Balk, A. (2009). Safety culture framework for the ECAST SMS-WG. European Commercial Aviation Team (ECAST), 1-14.
Pipitsupaphol, T. (2003). Understanding Effects of Heuristic and Biases on At-Risk Behavior of Construction Workers. [PhD Dissertation], the University of Tokyo, Japan.
Poerwanto. (2008). Budaya Perusahaan. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Presiden Republik Indonesia. (1970). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja. Negara, Jakarta.
Presiden Republik Indonesia. (2003). Undang-undang Ketenagakerjaan. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279, Negara, Jakarta.
Puspitasari S, Ginanjar R. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecelakaan Pada Perawat Di Rsud Leuwiliang Kabupaten Bogor Tahun 2018. J Mhs Kesehat Masy. 2019;2(2):163–71.
Ramli, S. (2010). Pedoman Praktis Manajemen Risiko Dalam Perspektif K3 OHS. Risk Manajement.
Reason, J. (1997). Managing the risks of organizational accidents. Ashgate Publishing Limited, England.
Reason, J. (2016). Managing the risks of organizational accidents. Routledge.
Robbins dan Judge (2008). Perilaku Organisasi. buku 1, cetakan 12. Salemba Empat, Jakarta.
Salami, dkk. (2015). Kesehatan dan Keselamatan Lingkungan Kerja. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Sjahrial, Effendy. (2010). Budaya Organisasi Budaya Perusahaan Budaya Kerja. USU Press, Medan.
Smith, A., P. & Wadsworth, E., J. (2009). Safety culture, advice and performance. Policy and Practice In Health Safety, 7, 5-31.
Sobirin, A. (2007). Budaya Organisasi Pengertian, Makna dan Aplikasinya Dalam Kehidupan Organisasi. UPP STIM YKPN, Yogyakarta.
Stoner, K. L. (1995). Women, Culture, and Politics in Latin America. Duke University Press.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Alfabeta, Bandung.
Suma’mur. (2001). Dermatoses akibat kerja dalam: Hiegene perusahaan dan kesehatan kerja. CV. Haji Masagung, Jakarta, edisi ke-7. 161-7.
Suma’mur. (2014). Keselamatan Kerja & Pencegahan Kecelakaan. 8th–. PT Toko Gunung Agung, Jakarta.
Surahmat, R., Neherta, M. and Nurariati, N. (2019). Hubungan Karakteristik Perawat terhadap Pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien Pasca Akreditasi Rumah Sakit “X” di Kota Palembang Tahun 2018. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 19(1), p. 1. doi: 10.33087/jiubj.v19i1.493.
Sutrisno, H.E., (2019). Budaya organisasi. Prenadamedia Group, Jakarta, 1.
Swuste, P., et al. (2020). The future of safety science. Safety Science, 125, 104593.
Tarwaka,. (2008), Keselamatan dan Kesehatan Kerja Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja. Harapan Press, Surakarta.
Tarwaka. (2017). Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja). Harapan Press. Surakarta
Tika, Pabundu. (2006). Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Bumi Aksara, Jakarta.
Tony, Ng. (2004). Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Perusahaan Konstruksi. [Tesis Magister Teknik], Universitas Kristen Petra, Surabaya.
Triguno, D. (2004). Budaya Kerja Menciptakan Lingkungan Yang Kondusive untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja. In: Jakarta, Golden Trayon Press.
Transmigrasi DTK dan R. (2003). Modul Pelatihan Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: Depnakertrans Press.
WHO. (2015). Panduan Kurikulum Keselamatan Pasien. Multi Prof. Lembaga Kesehatan Budi Kemuliaan. Retrieved from http://www.who.int/iris/handle/10665/4464 1
} Wibowo. (2014). Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Winarsunu, T. (2008). Psikologi keselamatan kerja. UMMPress.
Wustqa, D. U., et al. (2018). Analisis data multivariat dengan program r. Jurnal Pengabdian Masyarakat MIPA dan Pendidikan MIPA, 2, 83-86.
Zahra, R. & Rina, N. (2018). Pengaruh Celebrity Endorser Hamidah Rachmayanti Terhadap Keputusan Pembelian Produk Online Shop Mayoutfit di Kota Bandung. Jurnal Ilmu Komunikasi, Lontar, 6, 43-55.
Zhang, J., Fu, J., Hao, H., Fu, G., Nie, F., Zhang, W. (2020). Root causes of coal mine accidents: characteristics of safety culture deficiencies based on accident statistics. Process Saf. Environ. Protect. 136, 78–91. https://doi.org/10.1016/j.psep.2020.0 1.024.