ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM FISIOLOGIS

Authors

  • Hartati Deri Manila STIKes Syedza Saintika
  • Dewi Fransisca STIKes Syedza Saintika
  • Fanny Jesika STIKes Syedza Saintika
  • Harinal Afri Resta STIKes Syedza Saintika
  • Marisa Lia Anggraini STIKes Syedza Saintika
  • Aprima Yona Amir STIKes Syedza Saintika
  • Sasnelwati Prasemia Lestaria STIKes Syedza Saintika
  • Sevi Putri Indriani STIKes Syedza Saintika

DOI:

https://doi.org/10.35730/jk.v13i3.737

Abstract

Latar Belakang Masalah: Ikterus neonatorum adalah suatu gejala yang sering ditemukan pada bayi baru lahir yang terbagi menjadi ikterus fisiologis dan patologis [1]. Pada janin menjelang persalinan terdapat kombinasi antara darah janin dan darah dewasa yang mampu menarik O2 dari udara dan mengeluarkan CO2 dari paru-paru. penghancuran darah janin inilah yang menyebabkan terjadinya ikterus fisiologis.

Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian ikterus neonatorum di Ruang di Ruang Bayi RS Asyiyah Pariaman.

Metode: penelitian ini, analitik dengan case control dengan sampel pasien bayi yang dirawat di di Ruang Bayi RS Asyiyah Pariaman. Pengambilan sampel dengan random sampling yang memenuhi kriteria inklusi. Dilaksanakan November 2021

Hasil: Hasil penelitian dari 124 responden yang persalinan dengan operasi terdapat 65,3% yang mengalami ikterus neonatorum. Setelah dilakukan uji statistik chi square didapatkan nilai signifikansi (P=<0,001) yang berarti ada hubungan antara jenis persalinan dengan kejadian ikterus neonatorum, dari 24 responden dengan trauma lahir dan infeksi, 18 responden terdapat 75% mengalami ikterus neonatorum, setelah dilakukan uji chi square didapatkan nilai signifikansi (P=0,011) yang berarti ada hubungan antara trauma lahir dan infeksi dengan kejadian ikterus neonatorum. Dari 63 responden dengan usia kehamilan kurang bulan terdapat 63,5% mengalami ikterus neonatorum, setelah dilakukan uji chi square didapatkan nilai signifikansi (P=0,017) yang berarti ada hubungan antara prematuritas dengan kejadian ikterus neonatorum. Dari 169 responden yang minum ASI+PASI terdapat 57,4% mengalami ikterus neonatorum setelah dilakukan uji chi square didapatkan nilai signifikansi (P=0,006) yang berarti ada hubungan antara asupan ASI dengan kejadian ikterus neonatorum.

Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini, ada hubungan antara jenis persalinan, trauma lahir dan infeksi, prematuritas, dan asupan ASI di di Ruang Bayi RS Asyiyah Pariaman

References

“JKA.” .

N. A. Auliasari, R. Etika, I. Krisnana, and P. Lestari, “Faktor Risiko Kejadian Ikterus Neonatorum,” Pediomaternal Nurs. J., vol. 5, no. 2, p. 183, 2019, doi: 10.20473/pmnj.v5i2.13457.

S. Rohani and R. Wahyuni, “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Ikterus pada Neonatus,” J. Aisyah J. Ilmu Kesehat., vol. 2, no. 1, pp. 75–80, 2017, doi: 10.30604/jika.v2i1.35.

?. ?. 1? ?. ?. 1? ?. ?. ?. ?. 2 ?. ?. ?. 3, “No Title????? ????? ???? ?? ?????? ???? ?? ?????? ?? ????? ????? ??? ???????.”

Khoiriah. Annisa and Pratiwi. Tiara, “Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir,” J. ‘Aisyiyah Med. , vol. 4, no. 2, pp. 174–188, 2019.

R. H. Nurrizka and W. Saputra, “Policy Update Kia_Cy,” Prakarsa Work. Pap., pp. 1–19, 2013.

P. C. S. Putri and D. P. Y. Kurniati, “Determinan Perilaku Ibu Dalam Memberikan Pendidikan Seks Pada Anak Usia Dini Di Desa Kutampi Kaler Tahun 2019,” Arch. Community Heal., vol. 6, no. 2, p. 99, 2019, doi: 10.24843/ach.2019.v06.i02.p08.

M. Apriyulan and L. K. Dwihestie, “Hubungan Frekuensi Pemberian ASI dengan Derajat Ikterus Neonatorum Fisiologis di RSUD PKU Muhammadiyah I Yogyakarta,” J. Unisa, pp. 1–6, 2017.

Y. Herawati and M. Indriati, “Pengaruh Pemberian ASI Awal Terhadap Kejadian Ikterus Pada Bayi Baru Lahir 0-7 Hari Effect Of Early Breast Milk To Ikterus Case On Newborn Babyi 0-7 Days Jurnal Bidan ‘ Midwife Journal ’ Volume 3 No. 01 , Januari 2017 pISSN,” J. Bidan “Midwife Journal” Vol. 3 No. 01,Januari 2017, vol. 3, no. 01, pp. 67–72, 2017.

L. Marlina, “Gambaran karakteristik ibu dengan kejadian ikterus pada neonatus di rsud wates kulon progo,” J. Unisa, p. 11, 2017.

V. M. Manoe and I. Amir, “Gangguan Fungsi Multi Organ pada Bayi Asfiksia Berat,” Sari Pediatr., vol. 5, no. 2, p. 72, 2016, doi: 10.14238/sp5.2.2003.72-8.

A. S. Rahma and M. Armah, “Analisis faktor risiko kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di RSUD Syekh Yusuf Gowa dan RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar tahun 2013,” J. Kesehat., vol. VII, no. 1, pp. 277–287, 2014.

A. K. B. Tahun, “Hubungan antara Apgar,” pp. 83–90, 2014.

R. T. Lestari and Y. Wardani, “Induksi Persalinan Dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Labor Induction With the Incident of Asphyxia Newborn,” J. Ilmu Kebidanan, vol. I, no. 1, pp. 16–21, 2013, [Online]. Available: http://ejournal.akbidyo.ac.id/index.php/JIK/article/view/31/29.

R. Rupiyanti, A. Samiasih, and D. Alfiyanti, “Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Asfiksia pada Neonatus di Rumah Sakit Islam Kendal,” Prosising Konf. Nas. II PPNI Jawa Teng., p. 288, 2014.

Downloads

Published

2023-02-20