HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN GANGGUAN MATA MIOPI PADA ANAK USIA SEKOLAH DI PUSKESMAS GULAI BANCAH BUKITTINGGI

Authors

  • Cecep Cecep Sobirin
  • Rina Rina

DOI:

https://doi.org/10.35730/jk.v3i2.167

Abstract

Data WHO tahun 2004 menunjukkan 10% dari 66 juta anak sekolah menderita kelainan refraksi yaitu miopia. Survey kesehatan indera penglihatan yang dilakukan oleh DEPKES di 8 provinsi (Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan NTB) ditemukan kelainan refraksi pada golongan usia sekolah sebanyak 5% (Depkes, 2009 dalam Sasraningrat, 2011). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui “Hubungan Gaya Hidup Dengan Gangguan Mata Miopi Pada Anak Usia Sekolah di Puskesmas Gulai Bancah Bukittinggiâ€. Penelitian ini dilaksanakan selama 17 hari dengan teknik Accidental Sampling. Populasi sebanyak 154 orang. Penelitian ini menggunakan metode study korelatif dimana meneliti hubungan antara dua buah varibel. Alat yang digunakan adalah kuesioner. Dengan hasil penelitian, responden yang mengalami gangguan mata miopi adalah sebanyak 60.0%, sedangkan yang memiliki gaya hidup tidak sehat 45.0%. Dari 9 responden yang memiliki gaya hidup tidak sehat hampir keseluruhan yang mengalami gangguan mata miopi sebanyak 88.9% dan lebih dari separoh memiliki gaya hidup sehat 63.6% tidak mengalami miopi. Hasil uji statistik Chi-Square di dapat p = 0.028, dapat diambil kesimpulan ada hubungan gaya hidup dengan gangguan mata miopi pada anak usia sekolah di Puskesmas Gulai Bancah. Anak yang mengalami gaya hidup tidak sehat memiliki peluang sebanyak 14 kali mengalami gangguan mata miopi. Bagi pegawai Puskesmas diharapkan untuk memberikan penyuluhan kesekolah-sekolah tentang gangguan mata miopi, untuk peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian sejenis tapi dengan variabel yang berbeda.

Published

2016-08-01

Issue

Section

Artikel