ANALISIS KINERJA KADER PEMBANGUNAN MANUSIA DALAM PENCEGAHAN STUNTING
DOI:
https://doi.org/10.35730/jk.v13i0.905Abstract
Salah satu program percepatan penurunan Stunting adalah pemberdayaan Kader Pembangunan Manusia (KPM) dalam membantu Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten dalam pencegahan Stunting. Agar tujuan pencegahan stunting dapat berhasil, diperlukan kinerja Kader Pembangunan Manusia (KPM) yang sesuai dengan panduan Kader Pembangunan Manusia (KPM). Metode penelitian kualitatif. Informan dipilih secara purposive sebanyak 18 informan yaitu Kasi Kesga Gizi Kabupaten Muaro Jambi, Petugas Gizi Puskesmas Pondok Meja, Petugas Gizi Puskesmas Tempino, Camat Kecamatan Mestong, Kepala Desa, Kader Posyandu, kader Pembagunan manusia (KPM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja Kader Pembangunan Manusia (KPM) tergantung dengan keterlibatan lintas sektor dan perangkat desa dalam program percepatan penurunan stunting, selain keterlibatan lintas sektor, pelatihan-pelatihan dan dukungan perangkat desa sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja Kader Pembangunan Manusia (KPM) di desa wilayah kerja Puskesmas Pondok Meja masih belum maksimal disebabkan tidak adanya peran kepala desa serta masih ada Kader Pemebanguan manusia (KPM) yang belum mengetahui tugas-tugas serta fungsi KPM di desa. Kinerja Kader Pembangunan Manusia (KPM) masih belum sesuai dengan pedoman dan panduan KPM karena masih kurangnya pengetahuan KPM tentang tugas dan fungsi sebagai KPM dikarenakan beum adanya pelatihan-pelatihan khusus KPM di Kecamatan Mestong dan masih kurangnya dukungan serta peran dari kepala desa. Penelitian ini menyaranka nagar Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi, Puskesmas Kecamatan Mestong dan Perangkat desa menyelenggarakan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan KPM tentang tugas dan fungsi KPM serta dukungan perangkat desa dalam program pencegahan stunting di Kecamatan Mestong kabupaten Muaro Jambi.
References
Adani, F. Y., & Nindya, T. S. (2017). Perbedaan Asupan Energi, Protein, Zink, dan Perkembangan pada Balita Stunting dan non Stunting. Amerta Nutrition, 1(2), 46–51.
Amelia Dwi Rianasari, N. : 198020029. (2021). pengembangan sumber daya manusia dalam penurunan dan pencegahan stunitng di kota bandung melalui kader pembangunan manusia (kpm) [masters, perpustakaan pascasarjana]. http://repository.unpas.ac.id/53702/
Anggryni, M., Mardiah, W., Hermayanti, Y., Rakhmawati, W., Ramdhanie, G. G., & Mediani, H. S. (2021). Faktor Pemberian Nutrisi Masa Golden Age dengan Kejadian Stunting pada Balita di Negara Berkembang. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), 1764–1776.
Bella, F. D., Fajar, N. A., & Misnaniarti, M. (2020). Hubungan pola asuh dengan kejadian stunting balita dari keluarga miskin di Kota Palembang. Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition), 8(1), 31–39.
Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi. (2021). Data Stunting Kabupaten Muaro Jambi. Jambi.
Dinas Kesehatan Provinsi Jambi. (2019). Data Stunting Provinsi Jambi. Jambi.
Fitriani, A., & Purwaningtyas, D. R. (2020). Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Kader Posyandu dalam Pengukuran Antropometri di Kelurahan Cilandak Barat Jakarta Selatan. Jurnal Solma, 9(2), 367–378.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gibson, I., & Donnely. (2005). Organisasi dan Manajemen, Perilaku Stuktur Proses. Erlanga.
Handayani, R. (2017). Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi pada anak balita. Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, 2(2), 217–224.
Hessel, N. (2005). Manajemen Publik. PT Gramedia Widiasarana.
Keban, Y. (2004). Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik, Konsep, Teori dan Isu. Gava Media.
Kemenkes, R. (2018a). Laporan Nasional Riskesdas 2018. Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes, R. (2018b). Profil Kesehatan Indonesia 2018. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. (2018). Pedoman Umum Kader Pembangunan Manusia. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.
Kusuma, R. M., & Hasanah, R. A. (2018). Antropometri Pengukuran status gizi anak usia 24-60 bulan di Kelurahan Bener Kota Yogyakarta. Medika Respati: Jurnal Ilmiah Kesehatan, 13(4), 36–42.
Mangkunegara, AA. A. P. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Remaja Rosdakarya.
Owino, V., Ahmed, T., Freemark, M., Kelly, P., Loy, A., Manary, M., & Loechl, C. (2016). Environmental Enteric Dysfunction and Growth Failure/Stunting in Global Child Health. Pediatrics, 138(6), e20160641. https://doi.org/10.1542/peds.2016-0641
Puspitawati, S. (2018). Pertumbuhan Balita Berdasarkan Pemberian Asi Eksklusif Dan Konsumsi Gizi Seimbang Pada Balita Umur 12-59 Bulan Di Desa Beluk Wilayah Puskesmas Belik Kabupaten Pemalang [PhD Thesis]. Universitas Muhammadiyah Semarang.
Rahayu, S. P., Kep, I. S., & Ns, M. (2017). Hubungan Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Pengukuran Antropometri Dengan Ketrampilan Dalam Melakukan Pengukuran Pertumbuhan Balita Di Posyandu Kelurahan Karangasem Kecamatan Laweyan [PhD Thesis]. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rahmadhita, K. (2020). Permasalahan Stunting dan Pencegahannya. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 9(1), 225–229.
Robbins. (2014). Perilaku Organisasi (12th ed.). Salemba Empat.
Rusdianah, E., & Widiarini, R. (2020). Evaluasi Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK): Studi Kasus di Tingkat Puskesmas. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI, 9(1), 1–8. https://doi.org/10.22146/jkki.50034
Saputri, R. A., & Tumangger, J. (2019). Hulu-hilir penanggulangan stunting di Indonesia. Journal of Political Issues, 4 1(1), 1–9.
Simamora, H. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. (2nd ed.). STIE YKPN.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Alfabeta.
Supriyatno, H. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Kader Posyandu Lansia. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 6(2), 91–98. https://doi.org/10.52657/jik.v6i2.1108