PENGARUH TERAPI WARNA MERAH DAN SENAM OTAK TERHADAP MEMORI JANGKA PENDEK PADA LANSIA DENGAN DIMENSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA SABAI NAN ALUIH DI SICINCIN TAHUN 2015
DOI:
https://doi.org/10.35730/jk.v8i1.278Abstrak
Lanjut usia yang berusia diatas 60 tahun berisiko terkena penyakit demensia. Demensia merupakan gangguan intelektual yang menghambat fungsi kerja dan sosial seperti perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh, Terapi warna merah, Senam otak merupakan salah satu bentuk terapi non farmakologis yang sangat penting dilakukan dalam rangka peningkatan daya ingat dan konsentrasi, mengurangi ganguan psikologis seperti depresi, ansientas, agitasi, delusi, halusinasi dan insomnia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Terapi Warna Merah Dan Senam Otak Terhadap Memori Jangka Pendek Pada Lansia Dengan Dimensia Di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Di Sicincin Tahun 2015. Desain Penelitian ini menggunakan Quasy-eksperimen “Non Equivalent Control Groupâ€. Dengan jumlah sampel 32 orang. Penelitian ini menggunakan teknik analisis univariat dengan observasi eksperimental melalui rata-rata dan analisis bivariat dengan uji independent t-test secara komputerisasi. Hasil Penelitian menunjukkan terapi warna merah dan senam otak sama-sama efektif terhadap peningkatan memori jangka pendek dan disarankan penelitian ini dapat memberikan informasi bagi PSTW Sabai Nan Aluih di Sicincin dan bisa diterapkan.Referensi
Alwi Shahab. (2006). Komplikasi Kronik DM Penyakit Jantung Koroner. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3. Edisi IV. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI
Anies. (2006). Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular. Jakarta : PT Alex Media Kamputindo.
Anugrah, Hasbullah S dan Surnianti. (2013). Hubungan obesitas, aktivitas fisik dan
kebiasaan merokok dengan penyakit Diabetes Melitus tipe 2 pada pasien rawat jalan Rumah Sakit DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar. STIKES Nani Hasanudin Makassar.
Arora, A. (2008). 5 Langkah Mencegah dan Mengobati Diabetes. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer.
Azizah, Lilik Ma’ rifatul, (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Edisi 1. Yogyakarta : Graha Ilmu
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan DepKes RI. (2007). Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) nasional 2007. 30 september 2015 http://www.kesehatan.kebumenkab.go.id/ data/lapriskesdas.pdf.
Banner, Abdulbari et al. Prevalent of Diagnosed Diabetes Mellitus and Its Risk Factors in Population- Based Study Of Qatar. Vol 84. 27 juli 2015. http://www.diabetesresearchclinicalpractice.com/article.
Brokeer, Chris. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta : 2008
Bustan, M. N. (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Rineka Cipta.
Corwin, E. J. (2009). Fotofisiologi . Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Depkes RI. (2005). Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Melitus.
__________(2006). Pedoman pelatihan kader kelompok usia lanjut bagi petugas kesehatan. Direktorat kesehatan keluarga
__________(2007). Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. Jakarta : Depkes RI.
__________(2008). Pedoman Pengendalian Diabetes Mellitus dan Penyakit Metabolik. Jakarta : Depkes RI.
__________(2009). Sistem Kesehatan Nasional. 30 Juli 2015. www.depkes.go.id/downloads/SKN%20ftml.pdf
Depkes Provinsi Sumatera Barat (2007). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Provinsi Sumatera Barat. 27 Juli 2015. http://terbitan.litbang.depkes.go.id/
Diabetes UK. (2010). Diabetes in the UK: Key Statistics on Diabates. 28 juli 2015. http://lp3m.thamrin.ac.id/upload/artikel
Dinkes Kota Bukittinggi, (2014). Data Kasus Diabetes Mellitus Non Insulin Dependent.
Erniati. (2012). Faktor- faktor yang berhubungan dengan DM pada lanjut usia di Posbindu Kelurahan Cempaka Putih. Jurnal UIN: Jakarta
Dinkes Kota Payakumbuh. (2014). Profil Kesehatan Kota Payakumbuh. 4 september 2015. http://www.dinkespayakumbuh.com
Fajarwati dan kiki Korneliani.(2010). Beberapa Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Diabetes Melitus (DM) tipe 2 pada wanita di Rumah Sakit Umum Daerah 45 Kuningan. Kesehatan Komunitas Indonesia
Fatimah, (2010). Merawat Manusia Lanjut Usia Suatu Pendekatan Proses Keperawatan Gerontik. Jakarta : TI
Fitriyani, (2012). Faktor Risiko Diabetes Mellitus Tipe 2 di Puskesmas Kecamatan Citangkil dan Puskesmas Kecamatan Pulo Merak, Kota Cilegon. Skripsi UI: Depok
Gibney, Michael J dkk. (2008). Diabetes Melitus In Ambady Ramachandan dkk. Gizi Kesehatan masyarakat. Jakarta: ECG
Hadisaputro, S., dan H. Setyawan.(2007). Epidemiologi dan Faktor-Faktor Risiko
terjadinya Diabetes Mellitus Tipe 2.: BadanPenerbit Universitas Diponegoro
Harding, Ane Helen et al.(2003). Dietary Fat and The Risk Of Clinic Type 2 Diabetes. American Journal Of Epidemiology. Vol 59, NO.1. 27 Juli 2015. http://aje.oxfordjournals.org/content/159/1/73.full.pdf
Hardjono. (2008). Awas Kolesterol. Yogjakarta: Maximus
Herry Soeryoko. (2011). Tanaman Obat Terpopuler Untuk Pelangsing dan Penurun Kolesterol. Yogyakarta: Andi
Ilyas, E.I, (2007). “Olahraga bagi diabetisiâ€, di dalam S.Soegondo et al (ed.), Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta: FKUI.
International Diabetes Federation. IDF diabetes atlas. 25 juli 2015 http://www.idf.org/diabetesatlas.
Irawan, Dedi. (2010). Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di Daerah Urban di Indonesia. Jakarta: Tesis FKMUI.
Iswanto, 2004. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kadar Gula Darah Puasa Pasien Rawat Jalan Diabetes Melitus Tipe 2 Pukesmas Pasar Minggu.Skripsi. Jakarta. FKM UI.
Kaban, Sempakata. (2007). Diabetes Tipe 2 di Kota Sibolga Tahun 2005. Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 No. 2 Juni 2007.
Kariadi, S. H. (2009). Diabetes ? Siapa Takut ! Panduan Lengkap Untuk Diabetesi, Keuarganya, Dan Profesional Medis. Bandung : Kanita PT Mizan Pustaka
Kemenkes, RI.(2008). Petunjuk Teknis Pengukuran Faktor Risiko Diabetes Mellitus. Jakarta : KEMENKES RI. 28 Juli 2015. http://perpustakaan.kemkes.go.id
___________(2007). Riset Kesehatan Dasar: Riskesdas. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. 2007. 25 Juli 2015. http://www.litbang.depkes.go.id/
___________(2010). Petunjuk Teknis Pengukuran Faktor Risiko Diabetes Melitus.
___________(2011). Strategi Nasional Penerapan Pola Konsumsi Makanan Dan Aktivitas Fisik Untuk Mencegah Penyakit Tidak Menular
___________(2012). Buletin Jendela Data dan Pusat Informasi Penyakit Tidak Menular
___________(2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. 25 Juli 2015. http://www.litbang.depkes.go.id/riskesnas
Merokok dapat menyebabkan diabetes. 30 juli 2015. http://berita-nasional-aktual.blogspot.com/2015/07/merokok-dapat-menyebabkan-diabetes.html
Mihardja L. (2009). Faktor yang Berhubungan dengan Pengendalian Gula Darah pada Penderita Diabetes Mellitus di Perkotaan Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia.
Misnadiarly. (2006). Diabetes Mellitus:Gangren,Ulcer,Infeksi. Jakarta: Pustaka Populer Obor
Modifikasi Naskah Lengkap Diabetes Melitus (2007), Pusat Diabetes dan Lipid RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo. FKUI
Nabyl. (2009). Cara Mudah Mencegah Dan Mengobati Diabetes Mellitus. Yogyakarta: Aula Publisher
Nadyah Awad dkk. (2011). Gambaran Faktor Resiko Pasien Diabetes Melitus Tipe II di Poliklinik Endokrin Bagian/SMF FK- Unsrat RSU Prof. Dr. R.D kandau Manado. Jurnal Universitas Sam Ratulangi: Manado
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
______________(2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip- Prinsip dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Nugroho, W. H. (2006). Komunikasi Dalam Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarata: Selemba Medika
PERKENI, (2006). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe-2 di Indonesia. Jakarta: Penerbit PERKENI
Pramono, Laurentius Aswin. (2010). Prevalensi dan Faktor-Faktor Prediksi Diabetes Melitus Tidak Terdiagnosa pada Penduduk Usia Dewasa di Indonesia. Tesis FKMUI.
Ramaiah, Savitri. 2008. Diabetes. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer
Rasmun (2004). Stress, Koping dan adaptasi. Jakarta: Sagug Seto
Ridwan. (2013). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika.Bandung: Alfabetis
Russel, D. M. (2011). Bebas dari 6 Penyakit yang Mematikan. Yogyakarta : Media Pressindo.
Setiadi. (2008). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yugykarta: Graha. Ilmu.
Setiawan, Dalimartha. 2005. Ramuan tradisional untuk pengobatan diabetes mellitus. Jakarta : Penebar Swadaya
Shanty, Meita. 2011. Silent Killer Diseases (Penyakit Yang Diam-Diam Mematikan). Javalitera : Jogjakarta
Soegondo, Sidartawan.(2009). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Panduan Penatalaksanaan Diabetes Mellitus bagi Dokter dan Edukator FKUI. Jakarta
Soetrisno, & Tara, E. (2008). Buku Pinter Terapi Diabetes Mellitus. Jakarta : Tara Media dan Restu Agung.
Sudoyo, Aru W dkk.(2007). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III, Edisi IV. Cet. II. FKUI
Sujaya, I Nyoman. (2009). “Pola Konsumsi Makanan Tradisional Bali sebagai Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 di Tabanan.†Jurnal Skala Husada Vol. 6 No.1
Suryo, J. (2009). Rahasia Herbal Penyembuh Diabetes. Yogyakarta : PT Bantang Pustaka.
Sustrani, Lanny dkk. (2006). Diabetes. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sutanto, Teguh. (2013). Diabetes Deteksi, Pencegahan, Pengobatan. Yogyakarta: Buku Pintar
Sutedjo, A. Y. (2010). 5 Strategi Penderita Diabetes Melitus Berusia Panjang. Yogyakarta : KANSIUS
Tandra, H. (2008). Segala sesuatu yang harus anda ketahui tentang Diabetes, Panduang Lengkap Mengenal dan Mengatai Diabetes dengan Cepat dan Mudah. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Teixeria-Lemos, dkk. (2011). Regular physical exercise training assists in preventing type 2 diabetes development: focus on its antioxidant and anti-inflammantory properties. Biomed Central Cardiovascular Diabetology. 3 agustus 2015 . lib.ui.ac.id/file?file=digital/20320253-S-PDF
Tjokroprawiro, A. (2007). Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes. Jakarta : PustakaUtama.
Trisnawati, S. K., & Setyorogo, S. (2013). Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Usti. (2011). Faktor Resiko yang Berhubungan dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 pada Pasien Dewasa. Taluk Kuantan : STIKes Universitas Baiturrahmah Padang.
Vranic, M.: Lickley, H.L.A. & Davidson, J.K (2000). Exercise and Stress in Diabetes Mellitus dalam J.K. Davidson (ed.) Clinikal Diabetes Mellitus: A Problem Oriented Approach. New York, Thieme Verlag Inc. pp. 1 agustus 2015. https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle
Wahyuni, Sri. (2010). Faktor- faktor yang Berhubungan dengan Penyakit Diabetes Melitus (DM) Daerah Perkotaan di Indonesia Tahun 2007 (Analisis Data sekunder Riskesdas 2007). Skripsi UIN: Jakarta
Wardani NK.(2009). Hubungan antara Aktivitas Fisik dan Kejadian Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2. Jurnal Skala Husada.
Waspadji S. (2007) Diabetes Melitus Mekanisme Dasar dan Pengelolaannya yang Rasional, Dalam : Soegondo S, dkk, Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
World Health Organization (WHO). Diabetes Mellitus. 29 juli 2015. www.who.int/genomics/about/diabetis-fin
Wicaksono RP.(2011). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dibetes mellitus tipe 2. Semarang: Universitas Diponogoro.
Wijayakusuma, H. (2004). Bebas Diabetes Mellitus Ala Hembing. Puspa Swara.
Wise, P. H. (2002). Mengenal Diabetes. Jakarta : Arcan.
Yenrina, R d Krisnatuti, D. (2008). Diet Sehat Untuk Penderita Diabetes Melitus. Jakarta : Penebar Swadaya.