HUBUNGAN PERAWATAN ANAK DAN KEBERSIHAN DIRI DENGAN KEJADIAN STUNTING
DOI:
https://doi.org/10.35730/jk.v13i0.869Abstract
Status stunting pada anak merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di dunia dan juga Indonesia. Kecamatan Jambi Timur adalah salah satu wilayah yang termasuk lokus stunting di kota Jambi dengan kejadian stunting mencapai 142 anak. Tujuan penelitian ini Menganalisis pola asuh dan status social ekonomi dengan kejadian stunting pada anak balita usia 24 - 59 bulan di kecamatan Jambi timur kota Jambi tahun 2022. Stunting adalah status pendek atau gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan asupan gizi kronis. Pola asuh adalah salah satu factor lansung dan tidak lansung yang dapat menyebabkan stunting. Sedangkan factor dasarnya adalah social ekonomi karena mempengaruhi kemampuan keluarga menyediakan kebutuhan makan yang bergizi bagi anaknya. Metode penelitian ini merupakan penelitian Survey Analitik dengan desain Cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu yang memiliki balita usia 24 - 59 bulan yang berada di Kecamatan Jambi timur. Pengambilan sampel secara Rendom Sampling yang berjumlah 116 ibu balita. Hasil pengukuran tinggi badan didapatkan 16,4% balita usia 24 - 59 bulan mengalami stunting. Hasil penelitian menggunakan uji chi square menunjukkan bahwa pola asuh berdasarkan praktik pemberian makan, praktik kebersihan diri, praktik kebersihan lingkungan, dan praktik perawatan anak berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan, masing-masing p-value < 0,05. Sementara status sosial ekonomi berdasarkan pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dan jumlah anggota keluarga tidak berhubungan dengan kejadian stunting pada anak, masing-masing pada p-value >0,05 kecuali variabel pendapatan keluarga pada p < 0,05. Hasil Analisa multivariat didapatkan praktek perawatan anak dengan p-value < 0,1 sehingga menjadi variable yang paling dominan mempengaruhi stunting. Menurut peneliti orang tua perlu memperhatikan bagaimana praktek perawatan anak dengan baik dan menerapkan dengan konsisten sehari-hari dalam praktek pola asuh orang tua pada anak.
References
Achadi, E. (2007). Gizi dan kesehatan masyarakat (edisi ke-1). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Adiyanti, M., Besral. (2014). Pola asuh gizi, sanitasi lingkungan, dan peman- faatan posyandu dengan kejadian stunting pada baduta di Indonesia (Analisis Data Riskesdas Tahun 2010) (Skripsi, Universitas Indonesia). Diakses dari http://lib.ui.ac.id
Andriani, M., Wirjatmadi, B., (2014). Gizi dan kesehatan balita (edisi ke-1).Jakarta: Kencana.
Ariani, A.P. 2017. Ilmu Gizi.Nuha Medika.Yogyakarta
Badan Pusat Statistik Kota jambi. (2017). Kemiskinan Kota Jambi September 2020. Diakses dari http://kotajambi.bps.go.id
Badan Pusat Statistik Kota Jambi. (2020). Statistik Kesejahteraan Rakyat Kota Jambi 2018.
Budiman. (2011). Penelitian Kesehatan. Bandung: Refika Aditama.
Damanik. Y., Y. (2010). Pola asuh dan status gizi anak usia 0-36 bulan di Desa Kutambaru Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2010 (Skripsi yang tidak dipublikasikan). Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, Medan.
Engle, PL, Hitam, MM, Behrman, JR, Cabral de Mello, M., Gertler, PJ, Kapiriri, L., dkk. (2007). Strategi untuk menghindari hilangnya potensi perkembangan pada lebih dari 200 juta anak di negara berkembang.Lancet, 369, 229e242.Engle, PL, Fernald, L.,
Fikawati, S., Syafiq, A., Veratamala, A. (2017). Gizi anak dan remaja (edisi ke-1). Depok: PT Raja Grafindo Persada.
Global Nutrition Report. (2018). Shining a light to spur action on nutrition.Diakses dari http://globalnutritionreport.org
Ibrahim, Irviani A. dan Ratih Faramita. (2014). Hubungan faktor sosial ekonomi keluarga dengan kejadian stunting anak usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Barombong Kota Makassar Tahun 2014. Al-Sihah : Public Health Science Journal, VI (2), 63-75.
Irianto, K., (2014). Gizi seimbang dalam kesehatan reproduksi (edisi ke-1). Ban- dung: ALFABETA.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Pedoman Gizi Seimbang. Diakses dari http://www.depkes.go.id
Kementerian Kesehatan RI. 2015. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI. Diunduh tanggal 10 Des 2021 dari http://www.pusdatin.kemkes.go.id
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Situasi Balita Pendek.
Diakses dari http://www.depkes.go.id
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.(2017) .Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting. Diakses dari http://pdtu.bindola.com
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Cegah Stunting Itu Penting. Diakses dari http://www.depkes.go.id
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Hasil Utama Riskesdas. Diakses dari http://www.depkes.go.id
Kemenkes RI. (2018). Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. Diakses dari http://www.depkes.go.id
Khasanah, Nur. (2011). ASI atau susu formula ya?. (edisi ke-1). Jogjakarta: Flashbooks
Maternity, D., Anjani, A., D., Evrianasari, N. (2018). Asuhan kebidanan neonatus, bayi, balita, & anak prasekolah. (edisi ke-1). Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Mugianti, S., Mulyadi, A., Anam, A., K., Najah, Z., L. (2018). Faktor penyebab anak stunting usia 25-60 bulan di Kecamatan Sukorejo Kota Blitar. JurnalNersDanKebidanan,268-278.Diaksesdari http://ink.phb.ac.id/index.php/ink
Ni?mah, K., Nadhiroh, S. R., (2015). Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Media Gizi Indonesia, 10 (1), 13-19. Diakses dari Diakses dari http://e-journal.unair.ac.id
Niga, D., M., (2016). Hubungan antara praktik pemberian makan, perawatan ke- sehatan, dan kebersihan anak dengan kejadian stunting pada anak usia 1-2 tahun di wilayah kerja Puskesmas Oebobo Kota Kupang. Jurnal Wiyata, 3 (2). 151-155.
Nooraeni, R. (2017). Implementasi program parenting dalam menumbuhkan pe- rilaku pengasuhan positif orang tua di PAUD Tulip Tarogong Kaler Garut. Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 13 (2). 31-41.
Nurlinda, A. (2013). Gizi dalam siklus daur kehidupan (edisi ke-1). Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Nurmaliza, Herlina, S. (2018). Hubungan pengetahuan dan pendidikan ibu terhadap status gizi balita. Jurnal Kesmas, 1 (1), 44-48
Oktarina, Zilda, Sudiarti, T., (2013). Faktor risiko stunting pada balita (24-59 bulan) di Sumatera. Jurnal Gizi dan Pangan,8 (3), 175-180.
Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI). (2018). Stop Stunting dengan Konseling Gizi (edisi ke-1). Jakarta: Penebar Plus.
Purnamasari, Umiyarni, D., (2018). Panduan Gizi & Kesehatan Anak Sekolah(edisi ke-1). Yogyakarta. Penerbit ANDI.
Rahmayana, Irviani A. Ibrahim, Dwi Santy DamayatiSubandi, S. (2014).Hubungan pola asuh ibu dengan kejadian stunting anak usia 24-59 bulan di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar Tahun 2014. Al-Sihah : Public Health Sci-ence Journal, VI (2), 424-436.
Rukmana, E., Briawan, D., Ekayanti, I. (2016). Faktor risiko stunting pada anak usia 6-24 bulan di Kota Bogor. Jurnal MKMI, 12 (3), 192-199.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018. http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_20 18/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf – Diakses Desember 2021.
Setiawan, E., Machmud, R., Masrul. (2018). Faktor-faktor yang berhubungan de- ngan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Andalas, 7 (2), 275-284.
Sibagariang, Eva Ellya. (2010). Gizi dalam kesehatan reproduksi (edisi ke-1).Jakarta Timur: CV. Trans Info Media.Sulistyawati, A. (2014). Deteksi tumbuh kembang anak. Jakarta Selatan: Salemba Medika
Soekirman. 2012. Perlu paradigma baru untuk menanggulangi masalah gizi makro di Indonesia. Institut Pertanian Bogor (IPB). gizi.depkes.go.id/wpcontent/uploads/2012/05/prof-soekirman.pdf diakses pada tanggal 15 Januari 2021
UNICEF.(1998). The State Of The World’s Children 1998: Focus On Nutrition. New York: Oxford University Press
Lubis, K. N. (2019). Hubungan Pola asuh Dan Status Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 24-59 Bulan Di Desa Panyabungan Jae. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara, 71.
Singla, D. R. (n.d.). Efektivitas program pengasuhan anak di Bangladesh untuk mengatasi kesehatan , pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.
Wahyuni, D., & Fithriyana, R. (2020). Pengaruh Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Desa Kualu Tambang Kampar. PREPOTIF : Jurnal KesehatanMasyarakat,4(1),20–26. https://doi.org/10.31004/prepotif.v4i1.539
Waryana, 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama
Widyaningsih, N., N., Kusnandar, Anantanyu, S. (2018). Keragaman pangan, pola asuh makan dan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan. Jurnal Gizi Indonesia, 7 (1), 22-29.