KALDU TEMPE SEBAGAI INTERVENSI SPESIFIK DALAM PENCEGAHAN STUNTING
DOI:
https://doi.org/10.35730/jk.v11i1.684Abstract
Tingginya kejadian stunting (balita pendek) di Indonesia (37,2%) merupakan permasalaha gizi yang berdampak serius terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Kabupaten Nagan Raya merupakan salah satu kabupaten penyumbang kejadian stunting di provinsi Aceh yaitu 33,2%. Kaldu tempe merupakan hasil ekstrak dari bahan dasar tempe yang mengandung zat gizi protein, energi, lemak, zat besi, vitamin, fosfor, kalsium, vitamin A, Vitamin B1 serta vitamin C. Olahan tempe dapat dinikmati dengan berbagai bentuk, diantaranya yaitu menjadikan tempe sebagai kaldu dalam bentuk bubuk. Tujuan penelitian untuk mengkaji efektivitas produk rumahan kaldu tempe sebagai upaya intervensi spesifik dalam pencegahan kejadian stunting pada balita. Penelitian ini menggunakan eksperimental design dengan subjek penelitian 75 orang balita yanng berasal dari keluarga miskin. Intervensi yang dilakukan adalah pemberian kaldu bubuk tempe produk rumahan dengan penambahan 5 gr bubuk kaldu tempe pada setiap balita makan (3 kali sehari). Intervensi ini menghasilkan peningkatan tinggi badan pada balita. Pemberian bubuk kaldu tempe dapat meningkatkan secara signifikan rerata tinggi badan balita sehingga dapat mencegah stunting pada balita dengan rerata peningkatan tinggi badan sebesar 0,5 ± 1 cm, 1 ± 1.5 cm, 1,6 ± 2 cm, dan diperoleh nilai uji statistik p-value=0.000, menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan tinggi badan pada pengukuran I atau pengukuran sebelum diberikan bubuk kaldu tempe produk rumahan dengan tinggi badan setelah diberikan bubuk kaldu tempe produk rumahan selama 3 bulan. Bubuk kaldu tempe merupakan olahan produk rumahan yang berasal dari kacang kedelai yang efektif dalam peningkatan tinggi badan pada balita, sehingga dapat mencegah stunting pada balita.
References
K. Eka Kusuma, “Risk Factor For Stunting Among Children Aged 2-3 Years (Study at East Semarang Sub District),” J. Nutr. Coll., 2013.
WHO, “Nutrition Landscape Information System (NLIS) Country Profile Indicators. WHO Document Production Services,” 2010.
Michaelsen KF, “Child Growth World Rev Nutr Diet,” pp. 1–5, 2015.
A. T. Dewi C, “Pengaruh Konsumsi Protein dan Seng serta Riwayat Penyakit Infeksi terhadap Kejadian Stunting pada Anak Balita Umur 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Nusa Penida III. Arc Com Heal Arc Com Heal.,” vol. 3, no. 1, pp. 36– 46, 2016.
Kementerian Kesehatan, “Riset Kesehatan Dasar,” 2018.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia., “Riset Kesehatan Dasar,” 2013.
H. J. Prendergast AJ, “The stunting syndrome in developing countries,” Paediatr Int Child Heal J, vol. 7, no. 6, pp. 2046–9047, 2017.
WHO Imternational, “What’s at Stake,” pp. 1–3, 2014.
Profil Dinas Kesehatan Aceh, “Laporan Profil Dinas Kesehatan AcehNo Title.”
P. D. K. Aceh, “Laporan Profil Dinas Kesehatan Aceh,” 2017.
H. Hadi, “Riwayat Asupan Energi dan Protein Sebagai Faktor Risiko Stunting Pada Anak Usia 6-23 Bulan. Ilmu Kesehat Masy UGM.,” pp. 1–5,
R. P. Anisah Ardiana, “Pengaruh Pemberian Tahu-
Tempe Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Penderita Gizi,” J. Keperawatan Soedirman, vol. 6, no. 2, 2011.
dkk Crookston, B.T, “Impact of Early and Concurrent Stunting on Cognition.,” Blackwell Publ. Ltd Matern. Child Nutr., vol. 7, no. 1, pp. 397–409, 2011.
The University off North Dakota, “Eggs and Dairy. Protein Factsheet. WHO Technical Report Series Protein and Amino Acid Requirements in Human Nutrition. WHO Int. 2007;935:9–47.,” pp. 9–47, 2014.
K. L, “12. Komariyah L. Fungsi Makanan Bagi Tubuh Manusia. In: Jurnal Pendidikan Olahraga.,” J. Pendidik. Olahraga, pp. 1–10, 2011.
Subdirektorat Statistik Rumah Tangga, “Konsumsi Kalori dan Protein Penduduk Indonesia dan Provinsi. Hasil Susenas September,” pp. 8–10, 2014.
M. E. Tessari P, Lante A, Mosca G, Nour AM, Nasser ME, “Essential Amino Acids: Master Regulators of Nutrition and Environmental Footprint? Sci Rep.,” vol. 6, no. 1, pp. 1–3, 2016.
E. I. Jauhari, M., Sulaeman, A., Riyadi, H.,
“Pengembangan Formula Minuman Olahraga Berbasis Tempe Untuk Pemulihan Kerusakan Otot.,” J. Agritech, vol. 34, no. 3, 2014.
D. C. M. Astari L D, Nasoetion A, “Hubungan Karakteristik Keluarga, Pola Pengasuhan Dan Kejadian Stunting Anak Usia 6 – 12 Bulan Media Gizi & Keluarga.,” vol. 29, no. 2, pp. 40–46, 2012.
Astuti, “Komposisi Zat Gizi Tempe Yang di Fortifikasi Zat Besi Dan Vitamin A pada Tempe Mentah Dan Matang, AGRITECH,” vol. 34, no. 2, 2016.
H. A. AL – Rahmad Ah, Miko A, “Kajian Stunting Pada Anak Balita Ditinjau Dari Pemberian ASI Eksklusif, MP-ASI, Status Imunisasi, dan Karakteristik Keluarga Di Kota Banda Aceh.,” J. Kesehat. Ilm. Nasawakes., vol. 6, no. 2, 2013.
M. S. Mutia, “Faktor Resiko Kematian Perinatal Di RSUD Dr Pirngadi Medan. Penelitian Pendidikan MIPA,” pp. 208–216, 2018.
F. Hardiyanti, N., Majid, M., & Umar, “Hubungan Pola Makan Ibu Menyusui Dengan Status Gizi Bayi Usia 0-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Suppa. Manusia dan Kesehatan,” pp. 242–254, 2018.
H. Sulistyoningsih, Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2012.